Istilah cuiho, berasal dari bahasa Tionghoa,
zihao, dalam istilah Hokkian disebut jiho, artinya merek atau nama
toko. Di Jawa Barat ada perusahaan pembuat lemari, di antaranya Goan Jiho
dan Tian Jiho. Jadi cuiho bukanlah berarti lemari, melainkan kependekan
dari nama toko/perusahaan yang menjual atau menerima pesanan pembuatan
mebel kayu bergaya peranakan Tionghoa sekitar abad 18-19.
Lemari cuiho biasanya
dijadikan hadiah perkawinan dari orangtua kepada anak-anak mereka yang
menikah. Sejak tahun 1900an awal tradisi ini digantikan dengan
mebel-mebel
bergaya Eropa. Dulunya pun cuiho sudah sangat mahal, sehingga hanya para
saudagar dan orang terpandang yang dapat membeli & memiliki lemari
semacam ini.
Budaya
Tionghoa peranakan di Indonesia adalah hasil akulturasi belasan abad
yang unik dan amat kaya, yang lebih beragam dibanding ekspresi budaya
orang Tionghoa di Malaysia dan Singapura.
Panel atas dihiasi ukiran bertema dewa-dewa dan ukiran qilin pada panel bagian bawah.
Dilengkapi 2 buah kunci, berfungsi & original.
Warna plistur dan prada original dengan kondisi yang masih sangat baik.
Lemari terdiri dari 3 susun : atas, bawah dan tatakan / amparan (4 sap dan 3 buah laci). Semuanya original.
Laci utuh & original.
Salah satu siku / siwir bawah ada penggantian karena yang aslinya hilang saat pengiriman dari Batavia. Selebihnya utuh & original.
Sabukan dihiasi ukiran aneka mitologi China seperti naga, kelelawar, dan buah delima.
Ukiran dibuat dengan sangat detail, halus dan rapih.
Laci dihiasi ukiran qilin, vas bunga dan gulungan surat
Dimensi 82 x 40 x 186 cm.
Cuiho
pakaian yang lebih tua panel sampingnya terdapat lukisan tinta hitam seperti ini :
Panel samping dihiasi lukisan qilin, burung, vas bunga & gulungan surat yang dilukis menggunakan tinta hitam dengan sangat indah.
Barang istimewa macam ini sudah sangat sulit untuk didapatkan, apalagi dengan detail dan kondisi sebaik ini.
Utuh, mulus, kuat & kokoh.
Very good condition. Late 19th century.
100% original (kecuali 1 siku)
SOLD